Minggu, 30 Oktober 2011

Jurnal TEGIP


PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MODEL STAD UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN MATERI PENCERMINAN
SISWA KELAS V SDN 017 PENAJAM
Salmani

Abstrak: Penelitian ini mengkaji penerapan pembelajaran kooperatif model Students Team Achievements Division (STAD) pada materi pencerminan Kelas V SDN 017 Penajam semester 2 tahun ajaran 2009/2010. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 35 orang. Penelitian dilaksanakan sebanyak dua siklus. Hasil peneltian ini menunjukan bahwa aktivitas guru dan siswa secara keseluruhan pada siklus I dinilai cukup dan meningkat pada siklus II menjadi baik. Peningkatan bukan hanya terjadi pada hasil belajar siswa tetapi juga pada peningkatan perilaku siswa terutama dalam hal pemahaman  materi pelajaran yang telah dijelaskan oleh guru. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa  pembelajaran model STAD yang dapat  meningkatkan hasil belajar materi pecerminan siswa di kelas V A SDN 017 Penajam tahun pembelajaran 2009/2010 adalah (1) dalam kegiatan pendahuluan siswa mendemonstrasikan pencerminan melalui kertas lipat dengan diberi cat air; (2) dalam kegiatan inti, siswa menyelesaikan lembar kerja yang menantang dan kreatif; (3) dalam kegiatan penutup, siswa membuat kesimpulan bersama guru tentang penerminan.
Kata kunci: pembelajaran kooperatif STAD, pencerminan.

Belajar merupakan suatu proses pe-rubahan yaitu perubahan tingkah laku se-bagai hasil dari interaksi dengan ling-kungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu peru-bahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan ling-kungannya. Perubahan tingkah laku ter-sebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keteram-pilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif) (Sardiman , 2003). Dari pendapat ini juga menekankan suatu indicator belajar dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah perubahan yang dicapai siswa sete-lah melakukan kegiatan belajar mengajar khususnya dalam pelajaran matematika yang menimbulkan nilai tertentu yang di-dapat dari hasil belajar dan diukur dengan rata-rata dari hasil tes yang diberikan (Slameto, 1998).
Khusus dalam mata pelajaran matematika, hasil belajar siswa masih belum memuaskan, terutama berkaitan dengan materi pencerminan. Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar pencerminan. Hal ini di-sebabkan oleh penyampaian materi pencerminan yang hanya didasarkan pada buku teks yang bersifat abstrak. Siswa ku-rang mengalami secara riil proses ter-jadinya gambar dalam pencerminan. Karena itu perlu perubahan pembelajaran dengan melibatkan siswa untuk praktik menentukan letak gambar di cermin. Untuk melaksanakan praktik tersebut di-lakukan dengan pengelompokan. Karena itu pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah cooperative learning.
Pembelajaran cooperative learning sudah dikaji oleh banyak peneliti (Dwiyana, 2003; As’ari dkk, 2003).  Menurut Dwiyana (2003), dalam pembe-lajaran cooperative learning siswa selalu aktif dalam kegiatan belajar mengajarnya, sedangkan pengajar bertindak sebagai fasilitator, motivator, evaluator, dan se-kaligus sebagai pembimbing belajar. Da-lam pembelajaran kooperatif ini siswa belajar bersama dengan teman,saling menyumbangkan pikiran dan bertanggung jawab atas pencapaian hasil belajar secara individu maupun kelompok. Siswa belajar dan bekerjasama dalam kelompok kecil-kecil yang terdiri dari 3 atau 4 siswa, sehingga diharapkan dengan kelompok kecil ini intaksi siswa menjadi maksimal dan efektif.
Lebih lanjut Dwiyana (2003) menjelaskan terdapat lima unsur yang merupakan indikator efektifitas belajar siswa, yaitu (a) Siswa termotifasi untuk belajar (b) siswa memahami maksud dan relevansi tugas yang diberikan kepada mereka (c) siswa menyelesaikan tugas dengan tertib (d) siswa mampu meng-gunakan berbagai sumber belajar yang tersedia dan tahu kapan dan dimana meminta bantuan (e) siswa mampu mem-beri pertimbangan satu sama lain dan juga terhadap pengajar. Adapun yang harus dimiliki oleh seorang pengajar, agar pengajaran berjalan lebih efektif, dinamis, efisien dan positif yaitu (1) Penguasaan bahan pengajaran (2) Penggunaan bahasa (3)Penggunaan metode pengajaran (4) Penggunaan alat-alat atau media penga-jaran (5)Memahami peserta didik (6) Menaruh minat terhadap peserta didik (7) Tidak membeda-bedakan peserta didik (8) Memberikan tugas-tugas yang sesuai (9) Adil dalam memberikan angka (10) Me-miliki rasa humor (11) Kerapian ber-pakaian (12) Menguasai keterlibatan kelas (13) Keefektifitasan mengajar.
Aktivitas belajar merupakan suatu proses kegiatan atau kesibukan agar terjadi perubahan tingkah laku, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Aktivitas sebagai sumber belajar biasanya selaras dengan kombinasinya dengan sumber belajar yang lain. Aktivitas yang diren-canakan sebagai sumber belajar lebih banyak merupakan teknik khusus yang memberikan fasilitas belajar dan penga-jaran terprogram.
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang ber-dasarkan faham konstruktivis. Pembe-lajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyele-saikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk mema-hami materi pelajaran. Dalam pembe-lajaran kooperatif, belajar dikatakan be-lum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Selanjutnya pembelajaran koope-ratif dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, antara lain: JIGSAW, Student Teams-Achievement Division (STAD), Team Game Tournament (TGT), dan Group Investigation (GI) (Subanji dkk, 2010). Masing-masing tipe pembe-lajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kekurangan dan dalam memilih harus sesuai dengan karakteristik materi dan siswa yang belajar.
Penelitian mengkaji langkah-langkah pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Division  (STAD) yang dapat meningkatkan pemahaman konsep pencerminan. Kooperatif model STAD merupakan pembelajaran koope-ratif yang paling sederhana. Dalam STAD siswa  dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4-5 siswa, dan setiap kelompok haruslah heterogen. Peneliti menyajikan pelajaran dan kemu-dian siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa  dikenai ulangan tentang materi itu. Dan pada saat ulangan mereka tidak boleh saling membantu. Model pembelajaran kooperatif sistem STAD memberikan kecenderungan kepa-da siswa dalam terlibat aktif dan saling berkomunikasi dalam kelompoknya. Hal yang utama dalam pembelajaran ini adalah bentuk pengakuan atau ganjaran  kecil yang harus diberikan kepada kelompok yang kinerjanya baik, sehingga anggota kelompok itu dapat melihat bahwa menjadi kepentingan mereka ber-sama untuk membantu belajar teman-teman dalam kelompok mereka.

METODE
Penelitian ini menggunakan pen-dekatan kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini di-lakukan pada saat penerapan lesson study dalam kegiatan TEQIP (Teachers Quality Improvement Program). Lesson study merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru dengan bidikan akhirnya adalah peningkatan prestasi siswa (Nurjanah, 2005).
Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pembelajaran 2009 / 2010 di SDN 017 Penajam pada tanggal 24 sampai 31 Mei 2010. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V A dengan jumlah 35 orang.
Dalam penelitian ini, untuk memperoleh langkah-langkah pembe-lajaran kooperatif model STAD yang dapat meningkatkan pemahaman siswa materi pencerminan dilakukan dilakukan dalam dua siklus.

SKENARIO PEMBELAJARAN
Untuk memperlancar pelaksanaan model STAD dalam pembelajaran koope-ratif, perlu diperhatikan skenario pembe-lajaran yang meliputi, antara lain :
1.      Penyajian kelas adalah pengajaran yang dilakukan didepan kelas secara klasikal. Guru menyajikan materi secara klasikal sebanyak satu atau dua kali, selanjutnya siswa disuruh bekerja secara kelompok untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
2.      Kelompok adalah siswa melakukan diskusi kelompok, dalam diskusi kelompok tersebut siswa diharapkan saling membantu dalam menye-lesaikan permasalahan.
3.      Pemberian soal adalah terformatif dengan tujuan untuk mengetahui ke-berhasilan siswa secara kelompok maupun individu yang diberikan kepada siswa setelah diskusi kelompok selesai.
4.      Sekor kemajuan individu siswa adalah perbandingan antara hasil test awal dengan test akhir siswa. sekor awal diperoleh dari nilai sebelum pembe-lajaran sedangan sekor akhir siswa di-peroleh dari test setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model STAD. Dengann membanding-kan sekor tersebut akan diperoleh sekor kemajuan siswa.
5.      Pengakuan kelompok adalah pem-berian predikat kepada masing-masing kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat sekor kemajuan ke-lompok. Sekor kemajuan kelompok diperoleh dengan mengumpulkan se-kor kemajuan masing-masing anggota kelompok. Berdasarkan sekor kema-juan kelompok tersebut guru memberi penghargaan kepada kelompok yang memenuhi kreteria tertentu.

RENCANA PEMBELAJARAN
Uji coba pembelajaran kooperatif learning model STAD. Pembelajaran ini dilakukan oleh penulis bersama-sama dengan guru kelas di sekolah tersebut dengan penerapan lesson study yang dilakukan sebanyak 2 siklus, @ 70 menit, dengan materi pembelajaran pencerminan pada semester genap tahun pembelajaran 2009/2010 di SDN 017 Penajam telah dilakukan. Dalam Rencana pembelajaran untuk materi tersebut dilakukan seperti berikut ini.
1.      Kegiatan Pembelajaran Pen-cerminan
Tahap awal ( 10 menit )
Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa yaitu agar siswa dapat menetukan hasil pen-cerminan suatu bangun datar, memeraga-kan pencerminan suatu bangun datar dan memanfaatkan sifat pencerminan dalam mengatasi masalah sehari-hari. Peneliti mengecek pengetahuan prasyarat siswa tentang sumbu simetri. Peneliti meminta beberapa siswa maju bergantian untuk mendemonstrasikan melipat kertas yang telah diberi cat bewarna yang disediakan oleh peneliti menjadi dua bagian yanga sama sehingga berhimpit dengan tepat. Peneliti kemudian memberi motivasi kepada siswa bahwa pembelajaran ini sangat bermanfaat bagi seorang tata rias, lalu litas, dan untuk membantu security dalam keamanan barang-barang di toko.
Tahap kedua (40 menit)
Tahap ini peneliti membagi siswa dalam kelas menjadi 7 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Kelompok mewakili keseimbangan kelas dalam hal kemampuan akedemik dan jenis kelamin. Siswa menerima Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi kontekstual yang ber-kaitan dengan pencerminan. Sebelum siswa mengerjakan LKS. Peneliti juga menginformasikan bahwa mereka harus berdiskusi dengan anggota kelompok dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di LKS. Peneliti berkeliling untuk mengawasi jalannya diskusi. peneliti me-minta berdiskusi dengan kelompoknya dan memberikan bantuan seperlunya ke-pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas kelompoknya. Peneliti tidak memberikan jawaban kepa-da siswa tetapi mengarahkan siswa untuk menyelesaikan soal secara mandiri dalam kelompok. Peneliti bertindak sebagai fasi-litator. Masing-masing kelompok berdis-kusi dengan anggota kelompoknya dan mengerjakan semua tugas yang ada di lembar kegiatan siswa. Setelah diskusi kelompok selesai, peneliti meminta kepa-da perwakilan dari masing-masing kelom-pok maju untuk membacakan  hasil dis-kusi kelompoknya sedangkan kelompok yang lain menenggapinya. Peneliti mem-berikan kesempatan kepada kelompok lain untuk mempresentasekan hasil diskusi kelompoknya bila mempunyai cara atau pendapat berbeda sementara siswa yang lain diminta memperhatikan dan mencatatnya.
Tahap ketiga ( 5 menit )
Siswa diminta untuk mengung-kapkan apa yang mereka pelajari hari ini. Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan tentang pencerminan. Kemu-dian dilanjutkan dengan mengerjakan latiahan soal mandiri.

HASIL PEMBELAJARAN DAN PEMBAHASAN
Dari rencana pembelajaran yang telah disajikan diatas, berikut ini disajikan hasil pembelajaran dengan menggunakan model STAD.
1.      Pemebalajaran untuk mengetahui jarak benda dan bayangan terhadap cermin adalah sama
Pada pembelajaran ini siswa di-harapkan dapat memeahami bahwa  jarak benda dan bayangan terhadap cermin ada-lah sama. Untuk mempermudah siswa memahami hal tersebut peneliti memberi bantuan kepada siswa berupa gambar geometri dengan berbagai keterangan yang mengarah pada pembuktian bahwa jarak benda dan bayangan terhadap cermin adalah sama. Dengan memperhatikan petunjuk dalam LKS siswa dituntun untuk dapat menyelesaikan soal dalam LKS secara berkelompok. Walaupun dalam pembelajarannya secara berkelompok, namun sebagian besar siswa masih menga-lami kesulitan untuk menyelesaikan soal pada LKS. Oleh karena itu, peneliti segera membantu memberikan penjelasan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal dalam LKS, baik secara individu maupun secara berkelom-pok. Dalam pembelajaran ini ada 3 ke-lompok yang mampu menyelesaikan LKS dalam waktu yang telah ditentukan oleh peneliti sehingga presentase dilakukan oleh wakil dari kelompok yang terlebih dahulu dapat menyelesaikan LKS. Keti-daklancaran dalam diskusi kelompok oleh kelompok 2, 3, 6, dan 7 kemungkinan disebabkan oleh belum terbiasanya siswa bekerja secara kelompok. Dalam hal ini peneliti hanya memberikan pancingan jalan untuk menyelesaikan soal dalam LKS, bukan memberi jawaban. Yang perlu ditingkatkan untuk kegiatan selanjutnya adalah bagaimana membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
PENUTUP
Pembelajaran matematika dengan menggunakan kooperatif model STAD dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya pemahaman pembelajaran pencerminan. Kualitas pembelajaran yang dimaksudkan adalah adanya motivasi yang tinggi dari siswa selama pembelajaran, dan kemampuan dalam melaksanakan diskusi kelompok berjalan dengan baik. Hal ini terlihat selama dalam pembelajaran berlangsung, peneliti selalu mengamati, memperhatikan, mencatat jalannya diskusi semua kelompok selama pembelajaran berlangsung. Disamping itu, kualitas pembelajaran dapat ditinjau dari segi prestasi hasil belajar kelas yang dikenai percobaan ini mempunyai rata-rata nilai formatif sebesar 82,5. Ini merupakan nilai yang cukup baik, setidaknya bila di-bandingkan dengan rata-rata nilai kelas V B sebesar 70,25.
Model pembelajaran ini hanya untuk pencerminan saja. Oleh karena itu, untuk lebih memantapkan hasil pembe-lajaran dan untuk mengembangkan model pembelajaran ini sebaiknya dilakukan uji coba lagi, tentunya dikembangkan pula untuk topik yang lain.



DAFTAR RUJUKAN
As’ari dkk, 2003. Cooperatif Learing Model Jigsaw Alternatif Pemebalajaran Matematika Yang Efektif dan Menyenang-kan. Jurnal Matematika Tahun IX, Nomor 2, Agustus 2003.
Dwiyana, 2003. Pembelajaran Koo-peratif model STAD Sebagai Alternatif Untuk Meningkat-kan Kualitas Pembelajaran Trigonometri Siswa Kelas 2 SMU Negeri 1 Malang. Jurnal Matematika Tahun IX, Nomor 1, April 2003.










Nurjanah, 2005. Upaya Peningkatan Profesional Guru MIPA Melalui Program On-Service Lesson Study. Jurnal Mate-matika Tahun XI, Nomor 2, Agustus 2005.
Subanji dkk. 2010. Model-Model Pemebalajaran Kreatif  dan Inovatif. Malang : Penerbit  Kerjasama Universitas Negeri Malang dan Pertamina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar