Senin, 04 November 2013

Jurnal Ilmiah

Pemanfaatan Metode Demonstrasi dengan Bantuan
Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Pokok Bahasan Gaya, Gerak dan Energi Listrik  di Kelas VI 

Salmani, S.Pd.SD
Guru di Sekolah Dasar Negeri 006 Babulu
Kecamatan Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara
Kalimantan Timur

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perhatian dan hasil belajar siswa pada materi Gaya, Gerak, dan Energi Listrik, melalui penerapan metode pembelajaran Demonstrasi dengan bantuan tutor sebaya. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 006 Babulu tahun pembelajaran 2012/2013, dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VI semester II yang berjumlah 30 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah observasi terhadap siswa dan guru, serta tes hasil belajar yang terdiri dari 10 soal uraian untuk setiap siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, yang setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan metode pembelajaran demonstrasi dengan bantuan tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Gaya, Gerak, dan Energi Listrik. Hal ini dapat dilihat dari nilai tes secara kuantitas dan kualitas mengalami peningkatan setelah diberikan tindakan. Pada siklus pertama diperoleh nilai rata-rata kelas 64,67 (cukup), pada siklus kedua diperoleh nilai rata-rata kelas 69 (cukup) dan pada siklu ketiga diperoleh nilai rata-rata kelas 74,33 (baik). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dengan metode demonstrasi dengan memberdayakan tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa khususnya pada pokok bahasan Gaya, Gerak, dan Energi Listrik.

Kata-kata kunci : Metode Demonstrasi, Tutor sebaya, Hasil belajar.
 



A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Mengajar menurut pengertian mutakhir merupakan suatu perbuatan yang kompleks. Perbuatan mengajar yang kompleks dapat diterjemahkan sebagai penggunaan secara integratif sejumlah komponen yang terkandung dalam perbuatan mengajar itu untuk menyampaikan pesan pengajaran. Atau dengan gaya bahasa lain, mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia.
Kedudukan guru dalam pengertian ini sudah tidak dapat lagi dipandang sebagai penguasa tunggal dalam kelas atau sekolah, tetapi dianggap sebagai manager of learning (pengelola belajar) yang perlu senantiasa siap membimbing dan membantu para siswa dalam menempuh perjalanan menuju kedewasaan mereka sendiri yang utuh dan menyeluruh. Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinan-kemungkinan strategi atau metode belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan.
Metode merupakan fasilitas untuk mengantarkan bahan pelajaran dalam upaya mencapai tujuan. Oleh karena itu, bahan pelajaran yang disampaikan harus memperhatikan pemakaian metode agar tujuan pengajaran tercapai. Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang bergairah dan kondisi anak didik yang kurang kreatif dikarenakan penentuan metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tujuan pengajaran. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Roestiyah (1991,43) mengatakan bahwa, dalam kegiatan belajar mengajar, guru dapat mengkombinasikan beberapa teknik penyajian pembelajaran, yang disesuaikan dengan karakteristik materi yang dibahas sesuai tujuan yang dirumuskan.
Guru juga harus menyadari bahwa selain proses mengajar di kelas juga terjadi proses belajar, dan bahwa kemampuan penerimaan siswa berbeda satu sama lain sehingga jika acuan mengajar guru adalah siswa yang berkemampuan tinggi, maka siswa berkemampuan rendah akan  sulit mengikuti PBM, begitu pula sebaliknya. Hal yang seringkali dikeluhkan oleh guru ialah metode apa yang dapat membuat siswa yang berkemampuan tinggi tetap tertarik dan siswa berkemampuan rendah mengerti dengan pelajaran tersebut? Selain itu, kadang siswa sungkan bertanya kepada guru tentang materi yang kurang dipahami olehnya.  
Oleh karena itu, peneliti mengambil metode Demonstrasi dengan bantuan tutor sebaya pada mata pelajaran IPA pokok bahasan Gaya, Gerak, dan Energi Listrik. Dalam metode ini siswa berkemampuan tinggi membimbing siswa berkemampuan rendah sambil mengasah kemampuannya sendiri sehingga semua siswa tetap perhatian saat PBM. Vernon A. Magnesen mengatakan bahwa, kita belajar berdasarkan 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dan apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. Pernyataan ini menjadi landasan berpikir penelitian ini. Selain itu, siswa lebih senang bertanya kepada temannya tentang pelajaran yang kurang dipahami olehnya. 


2. Pembatasan Masalah
Bertitik tolak pada latar belakang, permasalahan yang akan diatasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah “kurangnya perhatian siswa dalam pembelajaran IPA siswa kelas VI SDN 006 Babulu tahun ajaran 2012/2013 semester II sehingga hasil belajar siswa terhadap materi kurang memuaskan”.
3.   Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana meningkatkan perhatian siswa terhadap materi IPA siswa kelas VI SDN 006 Babulu tahun ajaran 2012/2013 semester II pada pokok bahasan Gaya, Gerak, dan Energi Listrik dengan bantuan tutor sebaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa?”.
4.   Tujuan Penelitian
            Bertumpu pada rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan perhatian dan hasil belajar siswa dengan bantuan tutor sebaya dalam pembelajaran IPA siswa kelas VI SDN 006 Babulu tahun ajaran 2012/2013 semester II.
5.   Manfaat Penelitian
            Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
a.       Bagi guru (peneliti) : Menambah pengalaman dan wawasan peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode demonstrasi dengan bantuan tutor sebaya dalam kegiatan belajar mengajar
b.      Bagi siswa : Diharapkan dengan menggunakan metode demonstrasi dengan bantuan tutor sebaya dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga dapat meningkatkan nilai rat-rata hasil belajar
c.       Bagi sekolah : Sebagai bahan kajian lebih lanjut, tentang keberhasilan belajar dengan memanfaatkan Metode yang tepat dan siswa yang pandai untuk meningkatkan hasil belajar siswa lainnya.

B.     Kajian Teori
1.      Metode Demonstrasi Dalam PTK
Penggunaan metode demonstrasi  mempersyaratkan adanya suatu keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan  kegiatan tertentu seperti kegiatan sesungguhnya. Keahlian  mendemontrasikan tersebut  harus dimilki oleh guru atau pelatih.  Setelah didemonstrasikan, siswa diberi kesempatan melakukan latihan keterampilan atau proses yang sama di bawah bimbingan guru, pelatih, atau instruktur.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan teknik demonstrasi adalah sebagai berikut :
a.       Guru harus mampu menyusun tujuan instruksional, agar dapat memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.
b.      Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan  teknik anda mampu menjamin tercapainya tujuan yang telah dirumuskan
c.       Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu demonstrasi yang berhasil, bila tidak anda harus mengambil kebijaksanaan lain.
d.      Apakah anda telah meneliti alat-alat dan bahan yang akan digunakan mengenai jumlah, kondisi, dan tempatnya.  Juga anda perlu mengenal baik-baik, atau lebih mencoba terlebih dahulu; agar demonstrasi berhasil
e.       Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan
f.       Apakah tersedia waktu yang cukup, sehinggaanda dapat memberi keterangan bila perlu, dan siswa bisa bertanya
g.      Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa untuk mengamati dengan baik dan bertanya
Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan itu berhasil; dan bila perlu demonstrasi bisa diulang.


      Metode demonstrasi tepat dilakukan bila :
a.       Kegiatan pembelajaran bersifat formal, magang, atau latihan kerja
b.      Materi pelajaran berbentuk keterampilan gerak, petunjuk sederhana untuk melakukan keterampilan dengan menggunakan bahasa asing, dan prosedur melaksanakan suatu kegiatan
c.       Guru, pelatih, atau instruktur bermaksud menggantikan dan menyederhanakan penyelesaian suatu prosedur maupun dasar teorinya.
d.      Pengajar bermaksud menunjukkan suatu standar penampilan
 Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam; sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna.  Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan pada apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung. Adapun penggunaan teknik demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu.
2.      Tutor Sebaya
a.   Pemanfaatan Tutor Sebaya
            Pemanfaatan tutor sebaya dapat diartikan sebagai perbuatan atau proses yang dari hasil proses tersebut dapat memberikan manfaat (Depdikbud, 1996). Tutor sebaya adalah siswa di kelas tertentu yang memiliki kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi ajar. Dengan menggunakan model tutor sebaya diharapkan setiap anggota lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik (Sawali Tuhusetya. 2007).
b.   Pemilihan Tutor Sebaya
Mukhtar dan Rusmini (2003) menyatakan pemilihan tutor sebaya tidak harus siswa yang paling pandai dikelasnya, tetapi tentunya siswa tersebut sudah menguasai terhadap bahan ajar atau materi pelajaran  yang akan ditutorkan. Ini berarti bahwa siswa yang pintar atau pandai di kelas belum menjamin bahwa siswa tersebut menguasai bahan ajar IPA, karena ada kalanya seorang siswa tentu saja memiliki beberapa kelemahan khususnya dalam menguasai materi tetentu.
Dasar pertimbangan dalam memilih tutor sebaya selain menguasai bahan ajar yang akan ditutorkan. Siswa tersebut juga harus mampu menjabarkan atau menjelaskan ulang bahan ajar tersebut kepada siswa lainnya, dan mampu menjabarkan atau menjelaskan ulang kepada teman-temannya jika terjadi kebuntuan dalam kelompok belajar. Pada saat inilah tutor sebaya akan terlihat peranannya dalam pembelajaran.
Dalam pemilihan tutor sebaya hal-hal yang perlu dipertimbangkan menurut Natawidjaja (1993) adalah sebagai berikut:
1)      Memiliki kemampuan dalam penguasaan materi.
2)      Memiliki kemampuan dalam membantu orang lain (menjelaskan bahan ajar)
3)      Memiliki hubungan sosial yang baik dengan teman-temannya.
            Menurut Sawali Tuhusetya (2007), seorang tutor hendaknya memiliki kriteria :
1)      Memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas;
2)      Mampu menjalin kerja sama dengan sesama siswa;
3)      Memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik;
4)      Memiliki sikap toleransi dan tenggang rasa dengan sesama;
5)      Memiliki motivasi tinggi untuk menjadikan kelompok diskusinya sebagai yang terbaik;
6)      Bersikap rendah hati, pemberani, dan bertanggung jawab; dan
7)      Suka membantu sesamanya yang mengalami kesulitan.
             Metode Demonstrasi dengan model tutor sebaya merupakan kelompok kerja yang beranggotakan 5-6 siswa pada setiap kelas di bawah bimbingan guru mata pelajaran. Untuk menghidupkan suasana kompetitif, setiap kelompok harus terus dipacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas anggota kelompok, peran ketua kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar yang disajikan. Ketua kelompok dipilih secara demokratis oleh seluruh siswa. Sebelum diskusi kelompok terbentuk, siswa perlu mengajukan calon tutor.     Tutor atau ketua kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1)      Memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi ajar yang sedang dipelajari;
2)      Mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif dan dinamis;
3)      Menyampaikan permasalahan kepada guru pembimbing apabila ada materi ajar yang belum dikuasai;
4)      Menyusun jadwal diskusi bersama anggota kelompok, baik pada saat tatap muka di kelas maupun di luar kelas, secara rutin dan insidental untuk memecahkan masalah yang dihadapi;
5)      Melaporkan perkembangan akademis kelompoknya kepada guru pembimbing pada setiap materi yang dipelajari.
            Peran guru dalam metode Demonstrasi dengan pemanfaatan tutor sebaya hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing terbatas. Artinya, guru hanya melakukan intervensi ketika betul-betul diperlukan oleh siswa.
Berikut adalah langah-langkah dari strategi tersebut :
1)      Beberapa siswa yang dianggap cerdas dalam pelajaran IPA dikumpul 1 minggu sekali untuk dilatih.
2)      Siswa yang telah dilatih tersebut nantinya akan dibagi dalam beberapa kelompok (dibagi dalam 2 kelompok, semakin banyak kelompok semakin baik sebab jumlah siswa yang belajar dalam kelompok akan lebih sedikit ), kemudian siswa tersebut akan mengumpulkan siswa yang lain untuk bergabung dalam kelompok yang ada.
3)      Teknis pelaksanaannya adalah menggunakan pre test dan pos test. Pada 5-10 menit pertama siswa mengerjakan soal yang diberikan, setelah itu soal dibahas bersama dengan tutor sebaya. Untuk mengetahui tingkat pemahaman materi yang sudah diajarkan oleh rekannya diakhir sesi maka diberikan post test.
3.      Hasil Belajar
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah, salah satu faktor penunjang adalah adanya proses belajar yang efektif. Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari suatu praktek atau latihan (Sudjana, 1991). Menurut Slameto (1995), belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ini berarti bahwa perubahan seseorang merupakan hasil belajar, misalnya dari tidak dapat berhitung menjadi dapat berhitung.
Hasil belajar dapat diukur dengan hasil tes yang diberikan. Tes merupakan sekelompok pertanyaan berbentuk lisan maupun tulisan yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa (Slameto, 1998). Menurut Arikunto (1992), tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui dan menilai sesuatu. Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan siswa dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajari sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan (Rohani, 1995). Dengan demikian yang dimaksud dengan hasil belajar IPA adalah perubahan yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar IPA yang dapat diukur dengan menggunakan tes. Tes dilaksanakan pada awal pembelajaran dan pada setiap akhir siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa.
4.      Gaya, Gerak, dan Energi Listrik
a.      Gaya dan Gerak
Pada permainan tarik tambang, orang akan melakukan tarikan terhadap tali atau kita katakan orang melakukan gaya terhadap tali. Tali tambang tentunya akan lebih mudah jika ditarik oleh banyak orang dibandingkan ditarik oleh satu orang. Hal ini menunjukkan gaya yang dilakukan oleh beberapa orang lebih besar daripada oleh satu orang. Setelah melakukan tarik tambang, biasanya orang akan merasa capek dan lapar karena pada saat melakukan gaya diperlukan energi. Energi dalam tubuh kita berasal dari makanan yang kita makan. Bahan makanan dalam tubuh kita akan diubah menjadi energi kimia. Selanjutnya, energi kimia diubah menjadi energi otot untuk melakukan kerja.
Setiap hari kita melakukan atau melihat orang lain melakukan bermacam-macam kegiatan, misalnya mendorong mobil mogok, menarik gerobak pasir, menendang bola, tarik tambang. Kegiatan-kegiatan tersebut yaitu mendorong dan menarik merupakan cara bekerjanya gaya terhadap benda. Saat orang mendorong mobil mogok atau menendang bola, berarti orang tersebut sedang memberikan gaya dorong pada mobil atau bola. Saat kita menarik gerobak pasir atau melakukan permainan tarik tambang, berarti kita sedang memberikan gaya tarik pada gerobak pasir dan tali tambang.
Suatu tarikan atau dorongan yang menyebabkan benda bergerak di sebut gaya. Tarikan dan dorongan selain dapat dilakukan manusia, juga dapat dikeluarkan oleh hewan maupun benda-benda, misalnya kerbau menarik pedati, magnet menarik benda-benda yang terbuat dari besi dan baja, pesawat dapat tinggal landas karena gaya dorong yang dihasilkan mesin, batu terlontar dari katapel karena dorongan karet katapel yang terenggang. Besar kecilnya gaya dapat diukur oleh sebuah alat, yaitu dinamometer. Satuan gaya adalah Newton.
b.      Energi Listrik
Bagaimana cara menghasilkan energi listrik? Untuk memahami energi listrik, kamu harus memahami gejala kelistrikan terlebih dahulu. Suatu benda mengandung ribuan muatan listrik yang sangat kecil. Ada dua jenis muatan listrik, yaitu muatan positif (+) dan muatan negatif (–). Jumlah muatan listrik pada setiap benda sama. Gejala kelistrikan muncul ketika kedua muatan tersebut tidak sama.
Listrik yang umumnya kita kenal adalah listrik yangmengalir. Listrik yang mengalir disebut arus listrik. Benda yang dapat menghasilkan arus listrik dinamakan sumber energi listrik, misalnya baterai.
Baterai berisi zat kimia yang dapat berubah men-jadi energi listrik. Apabila kutub positif (+) dan kutub negatif (–) dihubungkan dengan menggunakan kawat, arus listrik akan mengalir. Untuk mengetahui baterai itu mengalirkan arus listrik, kamu dapat memasang sebuah lampu. Apabila lampunya menyala berarti arusnya mengalir.
Gambar 1 Rangkaian Arus Listrik

c.       Konduktor dan Isolator Listrik
Konduktor listrik adalah benda yang dapat menghantarkan arus listrik, misalnya benda dari logam. Adapun isolator listrik adalah benda yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, misalnya plastik dan karet.
d.      Perubahan Energi Listrik
Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Ketika kamu menggosok kedua telapak tangan, kamu akan merasakan panas dari tanganmu karena energi gerak yang dihasilkan dari kedua telapak tangan berubah menjadi energi panas.
Lampu yang menyala merupakan perubahan energi listrik menjadi energi panas dan energi cahaya.

C.    Metodologi Penelitian
1.   Rancangan Penelitian
            Penelitian ini dilaksanakan di SDN 006 Babulu tahun ajaran 2012/2013 dengan subyek penelitian adalah siswa kelas VI semester II. Setiap siklus mesti melalui tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian tindakan kelas dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 1. Sajian Materi Pada Setiap Siklus.
Siklus
Pertemuan
Materi
I
1


2
·   Menjelaskan konsep Gaya, gerak, dan energi.
·   Penyampaian sedikit materi yang belum terselesaikan dan evaluasi hasil belajar siklus I dengan 10 soal uraian dalam waktu 60 menit
II
1



2
·   Menjelaskan konsep arus listrik, rangkaian listrik, konduktor dan isolator.
·   Penyampaian sedikit materi yang belum terselesaikan dan evaluasi hasil belajar siklus II dengan 10 soal uraian dalam waktu 60 menit
III
1




2
·   Menjelaskan konsep sumber-sumber listrik, manfaat dan cara penghematan energi listrik.
·   Penyampain sedikit materi yang belum terselesaikan dan evaluasi hasil belajar siklus III dengan 10 soal uraian dalam waktu 60 menit.
a). Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti bersama teman sejawat yang juga guru kelas merencanakan suatu perbaikan pembelajaran dengan materi Gaya, Gerak, dan Energi Listrik. Perencanaan mengikuti langkah sebagai berikut :
1)   Membuat skenario pembelajaran dengan memanfaatkan tutor sebaya dalam membantu siswa yang belum memahami bahan ajar.
2)   Membuat lembar observasi yang digunakan untuk mencacat kejadian-kejadian saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
3)   Menyusun tes sub sumatif (alat evaluasi), untuk melihat hasil belajar siswa setelah pembelajaran di semua siklus telah selesai.
b).  Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan, langkah-langkah yang dijalankan dapat dilihat sebagai berikut :
1)   Peneliti (guru) mengkondisikan kelas, agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan tenang, aktif, dan disiplin pada saat menyampaikan tujuan pembelajaran
2)   Peneliti (guru) memotivasi siswa untuk memperhatikan pembelajaran dengan menceritakan manfaat belajar Gaya, Gerak, dan Energi Listrik yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
3)   Membuat kelompok belajar yang terdiri atas 5 siswa, pembentukan kelompok yang heterogen dengan memperhatikan jenis kelamin dan tingkat kemampuan siswa. Tiap kelompok dketuai oleh seorang siswa dan sekaligus sebagai tutor sebayanya.
4)   Peneliti (guru) menuliskan sub pokok bahasan yang akan dipelajarinva di papan tulis, menyelesaikan soal-soal IPA yang telah disediakan sesuai dengan tujuan penelitian.
5)      Peneliti (guru) bersama siswa bersama-sama mempersiapkan alat dan bahan untuk melakukan demonstrasi atau eksperimen dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Demonstrasi atau eksperimen  siklus I (Membuat Model Jungkat Jungkit )
1.      Guru menyurh siswa melakukan secara berkelompok. Kemudian letakkanlah penggaris di atas penghapus, usahakan sampai setimbang.
2.      Letakkan sebuah koin pada salah satu ujungnya, apa yang terjadi
3.      Letakkan sebuah koin pada ujung yang satunya lagi, apa yang terjadi
4.      Kemudian kalian  tambahkan satu koin pada salah satu ujungnya sehingga koin menjadi dua buah, apa yang terjadi?
5.      Kemudian, kamu geser dua buah koin tadi mendekati penghapus pensil sedikit-sedikit, apa yang terjadi?
6.      Kemudian guru menyuruh siswa berdiskusi di dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut (adanya tutor sebaya berpengaruh pada diskusi ini):
a)      Ketika kalian geser sedikit-sedikit dua buah koin tersebut, apakah kalian menemukan titik kesetimbangan?
b)      Ketika dua buah koin kalian geser sampai setimbang, berapa jarak koin ke titik tumpu penghapus pensil?
c)      Gaya apa yang memengaruhi penggaris sehingga penggaris tersebut dapat bergerak ke atas dan ke bawah?
d)     Selain menggeser dua buah koin, apakah kesetimbangan dapat terjadi dengan cara menggeser penghapus pensil?
b.      Demonstrasi atau eksperimen siklus II (Mengamati gejala listrik)
1.   Guru menyurh siswa menggosokkan penggaris plastik pada rambut kering. Perhatikan Gambar dibawah ini
2.      Guru menyurh siswa mendekatkan penggaris pada potongan kertas. Perhatikan Gambar dibawah ini
3.      Guru menyuruh siswa  mendiskusikan bersama teman-teman sekelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
a.       Apakah potongan kertas tertarik penggaris? Jika ya, jelaskan mengapa terjadi demikian?
b.      Apa yang dapat kamu simpulkan mengenai gejala kelistrikan dari percobaan di atas?
c.       Demonstrasi atau eksperimen siklus III (Penggolongan Benda yang Isolator dan Konduktor)
1.   Siapkan alat dan bahan sebagai berikut.
a.       Lampu
b.      Baterai
c.       Klip logam
d.      Sedotan
e.       Kabel
f.       Karet gelang
g.      Paku
h.      Sendok logam
i.        Lembaran karton ukuran 4 x 10 cm
                        2.      Susunlah rangkaian seperti gambar di bawah ini.
3.      Rangkaian tersebut dihubungkan dengan paku pada ujung kabel A dan B.
4.      Apakah lampu menyala?
5.      Coba kamu ganti paku tadi dengan klip, sedotan, karet gelang, sendok, lembaran karton, dan sumpit secara bergantian.
6.      Isilah tabel berikut dengan tanda √.

Benda
Lampu Menyala
Paku

Sedotan

Karet gelang

Sendok

Lembaran Karton

Klip


7.   Kemudian diskusikanlah bersama teman-temanmu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
a.       Benda mana saja yang termasuk konduktor listrik?
b.      Benda mana saja yang termasuk isolator listrik?
c).  Observasi
Pada tahap observasi, peneliti sebagai guru pengajar bersama teman sejawat melakukan tindakan dengan teknik observasi partisipasif dan menggunakan catatan lapangan serta analisis dokumen. Intrumen yang digunakan dan yang akan diobservasi dalam penelitian ini adalah hasil latihan soal, mutu keberadaan, perilaku siswa dan guru serta hasil tes belajar IPA pada materi Gaya, Gerak, dan Energi Listrik.
d). Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti bersama-sama guru sebagai teman sejawat mendiskusikan hasil tindakan pada setiap akhir tindakan, kemudian bila perlu direvisi tindakan sebelumnya maka akan dilaksanakan pada tindakan berikutnya.
2.   Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari samapi maret di semester II tahun pelajaran 2012/2013 di SDN 006 Babulu.
3.   Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI 2012/2013 di SDN 006 Babulu dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang.
4.   Teknik Pengumpulan Data
            Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dalam setiap tindakan selama pengajaran berlangsung, pengerjaan Demonstrasi, pekerjaan rumah, dan tes hasil belajar pada setiap putaran. Tes yang digunakan berbentuk essay sebanyak 10 soal uraian dengan waktu estimasi yang disediakan 2x30 menit. Tes dilaksanakan setiap akhir siklus yang telah dilaksanakn dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telagh disampaikan oleh guru. Soal yang diteskan disesuaikan dengan materi yang telah diajarkan. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata kelas berdasarkan nilai tes pada setiap siklus.
5.   Teknik Analisis Data
            Penelitian ini bersifat deskriftif kualitatif, yang hanya memaparkan data yang diperoleh melalui observasi, pemberian soal-soal sebagai latihan dan tes hasil belajar.
Tim Proyek PSM (1999) menyatakan, analisis data penelitian tindakan kelas terdiri atas tiga tahapan yaitu reduksi data, paparan data dan penyimpulan.
1)   Reduksi data
Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Data yang diperoleh dari hasil tes subsumatif (lembar jawaban siswa) dikelompokkan dalam kelas-kelas yang memiliki kesamaan masalahnya masing-masing, sehingga akan memberikan informasi atau gambaran yang jelas
2)   Penyajian data
Penyajian data atau paparan data merupakan penampilan data yang sederhana, kegiatan ini dilakukan setelah data direduksi sesuai dengan masalahnya masing-masing. Penyajian data ini dapat naratif, representatif tabulasi termasuk dalam bentuk matriks, atau dalam bentuk lain.
3)   Menarik kesimpulan
Menarik kesimpulan merupakan kegiatan akhir dalam menganalisis data, kesimpulan merupakan proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir dalam bentuk kalimat lain atau formula yang singkat dan padat tetapi memiliki makna sehingga mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tujuan penelitian.
6.      Indikator Kinerja
Untuk mengetahui keberhasilan dalam proses belajar mengajar baik secara individu maupun klasikal, hasil belajar kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus berikut (Thoha, 1991):
Keterangan :
Mi = Besarnya nilai rata-rata
ΣX   = Jumlah seluruh skor hasil tes belajar
N  = Jumlah siswa peserta tes
Data yang didapat kemudian disusun, dijelaskan dan akhirnya dianalisis dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan dengan menyajikan dalam bentuk persentase untuk setiap siklus.
             Yang menjadi indikator atau tolak ukur untuk menyatakan bahwa pembelajaran yang berlangsung selama penelitian berhasil meningkatkan hasil belajar siswa adalah jika terjadi peningkatan rata-rata hasil tes untuk setiap putaran dari tingkat keberhasilan siswa dalam persen. Kriteria hasil belajar didasarkan pada perhitungan nilai yang diperoleh siswa sebagaimana pada tabel berikut ini.




Rata-rata nilai hasil belajar siswa
(nilai Kuantitas)
Nilai Kualitas
Huruf
Kriteria
79 < x ≤ 100
69 < x ≤ 79
59 < x ≤ 69
49 < x ≤ 59
0 < x ≤ 49
A
B
C
D
E
Baik sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang sekali
Sumber: Depdiknas, (2004)

D.    Hasil Penelitian dan Pembahasan
1        Hasil Penelitian dan observasi

Hasil observasi pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
No
Aspek Pengamatan
Skor
Ket
1
Aktifitas Siswa
a.     Perhatian siswa
b.     Partisipasi siswa
c.     Pemahaman siswa

2
2
2

1:  Sangat
     Kurang
2:  Kurang
3:  Cukup
4:  Baik
5:  Sangat
     Baik
2
Aktifitas Guru
a.     Penyajian Materi
b.     Kemampuan memotivasi siswa
c.     Pengelolaan kelas
d.     Pembimbingan guru terhadap siswa

3
3

2
3

Hasil observasi pada siklus II dapat dilihat sebagai berikut :
No
Aspek Pengamatan
Skor
Ket
1
Aktifitas Siswa
a.    Perhatian siswa
b.    Partisipasi siswa
c.    Pemahaman siswa

3
3
3

1:  Sangat
     Kurang
2:  Kurang
3:  Cukup
4:  Baik
5:  Sangat
     Baik
2
Aktifitas Guru
a.    Penyajian Materi
b.    Kemampuan memotivasi siswa
c.    Pengelolaan kelas
d.   Pembimbingan guru terhadap siswa

3
3

3
4








Hasil observasi pada siklus III dapat dilihat sebagai berikut :
No
Aspek Pengamatan
Skor
Ket
1
Aktifitas Siswa
a.   Perhatian siswa
b.   Partisipasi siswa
c.   Pemahaman siswa

4
4
4

1:  Sangat
     Kurang
2:  Kurang
3:  Cukup
4:  Baik
5:  Sangat
     Baik
2
Aktifitas Guru
a.    Penyajian Materi
b.    Kemampuan memotivasi siswa
c.    Pengelolaan kelas
d.   Pembimbingan guru terhadap siswa

3
4

3
4

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan metode Demonstrasi dengan pemanfaatan tutor sebaya pada pelaksanaan pembelajaran IPA SDN 006 Babulu tahun ajaran 2012/2013 dapat meningkatkan nilai rata-rata siswa.
Pada hasil postest pada siklus I menunjukkan dari 30 siswa sebanyak  19 orang siswa tuntas dengan nilai berkisar antara 50 sampai 80 dan nilai rata-rata kelas adalah 64,67, siswa sudah bisa mengurutkan. Nilai ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan adalah 63,33%. Hasil postest pada siklus II menunjukkan dari 30 siswa sebanyak  22 orang siswa tuntas dengan nilai berkisar antara 60 sampai 90 dan nilai rata-rata kelas adalah 69, siswa sudah bisa mengurutkan. Nilai ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan adalah 73,33%. Sedangkan hasil postest pada siklus III menunjukkan dari 30 siswa sebanyak  27 orang siswa tuntas dengan nilai berkisar antara 60 sampai 90 dan nilai rata-rata kelas adalah 74,33. Nilai ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan adalah 90%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II, begitu pula dari siklus II ke siklus III dengan menerapkan pembelajaran metode demonstarsi dengan bantuan tutor sebaya  pada materi Gaya, Gerak, dan Energi Listrik Kelas VI SDN 006 Babulu tahun ajaran 2012/2013. Pembelajaran metode Demonstrasi dengan pemanfaatan tutor sebaya  ini membuat siswa menjadi mandiri dan senang belajar karena diberi kesempatan untuk membagi informasi dengan teman-temannya yang lain, selain itu diberi tanggung jawab untuk mengatur dan mengkoordinasi kelompoknya. Dengan menggunakan model pembelajaran ini siswa tidak hanya mendapat penjelasan dari peneliti sebagai guru, tetapi mereka juga dapat bekerjasama dengan teman-teman dalam kelompoknya.
2.      Pembahasan
a.      Siklus I (Sub Pokok Bahasan Hubungan Gaya dan Gerak)
Pelaksanaan pembelajaran metode Demonstrasi dan tutor sebaya berjalan cukup baik walaupun terlihat beberapa kesenjangan seperti : 1) Ada beberapa siswa yang memandang remeh tutor dalam kelompoknya, 2) Ada beberapa tutor yang masih belum siap membimbing temannya dalam belajar sehingga pembelajaran dalam kelompok tersebut terasa canggung dan pasif baik karena kurang dapat mengkomunikasikan maksudnya dengan baik maupun kurang dapat menerima tanggapan dalam siswa lain dalam timnya, 3) Ada beberapa siswa yang pasif dan ada pula siswa yang ribut sehingga menggangu temannya.
Kemampuan peneliti dalam menyajikan materi dinilai sangat baik oleh Guru yang bertindak sebagai obsever karena mampu menyampaikan materi dengan tepat dan jelas, pertanyaan yang diberikan cukup mengenai sasaran, memberikan kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan dan memperhatikan tanggapan yang berkembang pada siswa. Kemampuan peneliti dalam memotivasi siswa dinilai baik karena siswa merasa senang belajar dengan cara bertukar informasi dengan temannya sendiri. Cara belajar seperti ini (dengan mendemonstrasikan materi yang akan disampaikan oleh guru) dianggap siswa unik, menyenangkan dan tidak membosankan sehingga siswa lebih cepat mengerti mengenai materi yang diajarkan. Pengelolaan kelas dinilai baik, walaupun peneliti mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian siswa yang suka ribut. Bimbingan peneliti terhadap siswa sudah baik, peneliti mengunjungi kelompok-kelompok yang mengalami kesulitan.
Pada pertemuan kedua di siklus pertama ini, dilakukan pengajaran seperti pada pertemuan pertama tetapi pada materi yang berbeda ataupun yang belum terselesaikan pada pertemuan sebelumnya. Dengan mengadakan diskusi dengan siswa, disini peneliti melayani segala pertanyaan dan ketidakpahaman siswa  mengenai materi yang telah diajarkan. Setelah diskusi selesai peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Selanjutnya diadakan postest untuk mengukur keberhasilan pembelajaran di siklus I ini. Dari hasil postest menunjukkan dari 30 siswa  19 orang siswa tuntas dengan nilai berkisar antara 50 sampai 80 dan nilai rata-rata kelas adalah 64,67, siswa sudah bisa mengurutkan. Persentase ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan adalah 63,33%, dengan nilai ketuntasan belajar yang ditetapkan sekolah yaitu minimal 65.
Hasil yang telah dicapai pada siklus I ini yaitu :
a.       Beberapa siswa sudah dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari konsep hubungan antara gaya dan gerak.
b.      Beberapa siswa sudah dapat memahami materi yang diajarkan oleh guru.
c.       Aktivitas belajar siswa sudah mulai meningkat dibandingkan dengan proses pembelajaran sebelumnya hal ini dikarenakan siswa terlibat dalam kelompok yang ditujukan oleh guru untuk melakukan demonstrasi.
d.      Siswa yang lebih memahami materi pelajarn sudah dapat membimbing siswa yang belum menguasai materi pelajaran dengan baik.
e.       Hasil belajar siswa mulai ada peningkatan dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya.
Beberapa hal yang perlu diperbaiki selama proses pembelajaran, yaitu:
(1)   Suasana kelas yang ribut pada saat siswa bekerjasama dengan teman kelompoknya pada saat dilaksanakannya demonstrasi
(2)   Beberapa siswa ada yang tidak terlalu memahami materi yang menjadi kewajibannya, sehingga ketika ia setelah selesai melakukan demonstrasi dan guru menerangkan materi pelajaran siswa masih terlihat bingung dan belum fokus terhadap pembelajaran.
(3)   Ada sejumlah siswa dalam kelompoknya yang mendominasi menyelesaikan tugas sehingga teman yang lain terlihat pasif
(4)   Nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa masih dinilai cukup sehingga perlu ditingkatkan pada siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil yang telah didapat peneliti bersama Guru sebagai obsever akan meneruskan ke siklus yang kedua karena hasil yang didapat belum memenuhi standar ketuntasan belajar yang telah disepakati yaitu sebesar 85%. Untuk siklus selanjutnya peneliti akan lebih memotivasi siswa khususnya untuk siswa yang pasif agar lebih aktif, peneliti akan lebih memperhatikan reaksi yang berkembang pada siswa dan lebih membimbing siswa serta menindak tegas siswa yang suka membuat keributan.

b.      Siklus II ( Sub Pokok Bahasan Arus Listrik dan Rangkaian listrik)
Pada siklus kedua ini langkah-langkah yang dilakukan sama pada siklus I, dan berdasarkan diskusi antara peneliti dan obsever  pada siklus kedua ini peneliti akan lebih memotivasi siswa khususnya untuk tutor yang masing kurang dalam membimbing teman satu timnya dan siswa yang pasif agar lebih aktif, lebih memperhatikan reaksi yang berkembang pada siswa dan lebih membimbing siswa serta menindak tegas siswa yang suka membuat keributan.
Langkah awal dalam siklus II ini adalah mengkondisikan semua siswa siap mengikuti proses pembelajaran dengan berada pada kelompok belajar masing-masing. Selanjutnya diberikan materi pelajaran melalui kegiatan demonstrasi untuk masing-masing kelompok.
Pada siklus ini pelaksanaan pembelajaran kooperatif berjalan lebih baik dari siklus I karena siswa sudah terlihat bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya masing-masing. Peneliti mampu memotivasi siswa yang pasif menjadi lebih aktif serta tutornya, dan tidak ada siswa yang membuat keributan. Peneliti lebih membimbing siswa dengan mendekati ke kelompok-kelompok yang mengalami kesulitan dan pasif. Kemampuan peneliti menyajikan materi baik walaupun kurang memberikan variasi dalam penyampaiannya. Kemampuan peneliti dalam memberikan motivasi pada siswa dinilai baik, peneliti mampu meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan pemberian dukungan  serta penguatan-penguatan agar siswa yang pasif mau bekerjasama dengan siswa lain. Pengelolaan kelas yang dilakukan peneliti dinilai cukup baik. Peneliti tanggap terhadap situasi yang terjadi di kelas, memberikan perhatian pada siswa, dan memusatkan perhatian kelompok pada tugas yang diberikan.  
Pada pertemuan kedua di siklus kedua ini, dilakukan pembelajaran dengan materi yang berbeda setelah itu dilakukan  diskusi mengenai materi yang ada dalam buku pelajaran dan disini peneliti melayani segala pertanyaan dan ketidakpahaman siswa  mengenai materi yang telah diajarkan. Setelah diskusi selesai peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada siklus ini. Selanjutnya diadakan postest untuk mengukur keberhasilan pembelajaran di siklus II ini. Dari hasil postest menunjukkan dari 30 peserta tes  22  siswa tuntas dengan nilai berkisar antar 60 sampai 90  dan nilai rata-rata kelas adalah 69, siswa sudah bisa memahami materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Nilai ketuntasan belajar siswa secara keseluruhan pada siklus II adalah 73,33%.
Refleksi pada siklus II yang terpenting adalah bimbingan peneliti pada kelompok-kelompok masih sangat diperlukan, keaktifan dan keberanian siswa dalam memberikan informasi sebaik mungkin pada kelompok lain harus lebih ditingkatkan pada siklus selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi dan refleksi maka peneliti dan guru sebagai obsever sepakat untuk melanjutkan pada siklus yang ketiga untuk memantapkan hasil peningkatan hasil belajar dan untuk melihat apakah siswa benar-benar memahami materi Gaya, Gerak, dan Energi Listrik dengan penggunaan metode Demonstrasi dengan pemanfaatan tutor sebaya dalam proses pembelajaran.
Hal-hal yang telah dicapai pada siklus II, yaitu:
(1)   Siswa sudah dapat merangkai dan emahami konsep materi pelajaran tentang rangkaian listrik.
(2)   Siswa mulai mau memberikan pendapat, termotivasi dalam mengerjakan tugas, mau memberikan tanggapan terhadap pendapat orang lain, dan mau bekerjasama dengan siswa lain pada saat dilaksanakan demonstrasi.
(3)   Ada peningkatan dalam memahami materi pelajaran yang diberikan.
(4)   Siswa lebih antusias pada saat demonstrasi.
(5)   Nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa mengalami peningkatan dari 64,67 pada siklus I menjadi 69 pada siklus II.
Adapun hal-hal yang perlu diperbaiki dalam kegiatan pembelajaran pada siklus selanjutnya adalah sebagai berikut:
(1)   Masih ada siswa yang tidak dapat diajak berkooperatif pada saat pembelajaran maupun saat mendemonstrasikan materi pelajaran.
(2)   Walaupun mengalami peningkatan tapi nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa masih dinilai cukup sehingga perlu ditingkatkan pada siklus berikutnya.
Berdasarkan masalah yang dihadapi pada siklus II belum terselesaikan, maka peneliti (guru) beserta observer (rekan sejawat) sepakat untuk melanjutkan siklus ketiga sehingga diperoleh hasil yang maksimal.

c.       Siklus III ( Sub Pokok Bahasan Sumber listrik, sifat konduktor dan isolator listrik, serta manfaat dan cara penghematan listrik)
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dan II, maka pada siklus ketiga ini peneliti akan terus membimbing terhadap kelompok-kelompok terutama yang pasif, peneliti akan tetap bersikap tegas terhadap siswa yang membuat keributan, serta meningkatkan keaktifan dan keberanian siswa dalam menyampaikan informasi sebaik mungkin pada kelompok lain.
Aktivitas peneliti maupun siswa pada siklus ini secara keseluruhan mengalami peningkatan. Kemampuan peneliti dalam penyajian informasi atau materi dinilai baik. Peneliti mampu menyampaikan materi dengan jelas hingga siswa benar-benar paham, peneliti juga memberi pertanyaan mengenai pembelajaran yang akan disampaikan, memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya, serta memperhatikan demonstrasi yang dilakukan siswa. Pada siklus ini siswa semakin antusisa terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Hal ini dikarenakan demonstrasi yan akan dilakukan lebih menarik perhatian siswa dibandingkan dengan demonstrasi sebelumnya. Kemampuan peneliti memotivasi juga baik, peneliti melibatkan siswa pada proses pembelajaran terutama pada siswa yang pasif. Hal ini dilakukan dengan pemberian dukungan dan penguatan-penguatan agar siswa yang pasif mau bekerjasama dengan siswa lain. Pengelolaan kelas dinilai baik, peneliti tanggap terhadap situasi yang terjadi di kelas, memberikan perhatian pada siswa, memberi petunjuk yang jelas, bimbingan peneliti terhadap siswa juga dinilai baik.
Sebelum dilakukan postest siswa dibawah bimbingan peneliti mengambil kesimpulan inti mengenai pembelajaran di siklus III ini. Selanjutnya dilanjutkan dengan postest diakhir siklus. Dan hasil postest menunjukkan 90% dari 30 siswa  tuntas dengan pencapaian nilai berkisar antara 60 sampai 90 dan nilai rata-rata kelas 74,33. Dari analisis per item soal siswa sudah dapat memahami tentang aplikasi Gaya, Gerak, dan Energi Listrik dalam kehidupan.
 Meningkatnya aktivitas siswa dan peneliti maka meningkat pula hasil belajar yang didapat siswa. Masing-masing kelompok meningkatkan kerjasama, perhatian, dan partisipasi mereka. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang meningkat. Berdasarkan hasil yang telah didapat peneliti guru bersama sebagai obsever sepakat tidak meneruskan ke siklus yang selanjunya karena hasil yang didapat telah memenuhi standar ketuntasan belajar yang telah disepakati yaitu sebesar 85% dan ini mengisyaratkan bahwa siswa telah dapat memahami penerapan metode Demonstrasi dan tutor sebaya dalam pembelajaran dengan baik terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Gaya, Gerak, dan Energi Listrik ini.
Berikut adalah grafik peningkatan hasil belajar siswa :

Gambar 2 Grafik nilai rata-rata hasil belajar siswa

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dari keseluruhan siklus benar-benar  meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode pembelajaran Demonstrasi dengan memanfaatkan tutor sebaya terhadap pemecahan masalah pada pokok bahasan Gaya, Gerak, dan Energi Listrik seperti yang diperlihatkan oleh grafik diatas. Tingkat pemahaman guru dan siswa dalam mengatasi suatu permasalahan yakni latihan soal secara menyeluruh lebih baik. Karena dengan memanfaatkan tutor sebaya dalam metode Demonstrasi kelompok terhadap pemecahan masalah sangat berguna sekali didalam memahami pokok bahasan Gaya, Gerak, dan Energi Listrik serta dapat memacu belajar siswa lebih aktif serta merangsang daya pikir siswa yang bertindak sebagai tutor maupun siswa yang lain dalam satu kelompok tersebut. Hal ini dapat terjadi melalui kegiatan praktek yang mengikuti petunjuk sampai pada akhir kegiatan. 
Hal-hal yang telah dicapai pada siklus III, yaitu:
a.       Siswa sudah dapat membedakan bahan-bahan yang termasuk isolator dan konduktor listrik.
b.      Siswa mulai mau memberikan pendapat, termotivasi dalam mengerjakan tugas, mau memberikan tanggapan terhadap pendapat orang lain, dan mau bekerjasama dengan siswa lain pada saat dilaksanakan demonstrasi.
c.       Ada peningkatan dalam memahami materi pelajaran yang diberikan.
d.      Siswa lebih antusias pada saat demonstrasi dibandingkan dengan siklus sebelumnya.
e.       Nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa terus mengalami peningkatan dari 64,67 pada siklus I menjadi 69 pada siklus II menjadi 74,33 pada siklus III.
f.       Persentase ketuntasan belajar siswa sudah mencapai 85 %.


E.     Penutup
1        Kesimpulan
Metode pembelajaran Demonstrasi dan pemanfaatan tutor sebaya dalam kelompok terhadap pemecahan masalah pada pokok bahasan Gaya, Gerak, dan Energi Listrik  sangat terbukti dapat memaksimalkan hasil  belajar siswa dimana  siswa dapat belajar dan berbagi pendapat dengan tutor sebayanya dalam memecahkan masalah dan menjalankan kegiatan pembelajaran tersebut secara bersama-sama dengan mengerjakan Demonstrasi. Selain itu metode ini dapat menarik perhatian siswa untuk lebih meningkatkan hasil belajar yang maksimal. Ketercapaian tujuan pembelajaran akan lebih terarah  apabila guru memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran yang ada secara baik dan efektif.
2.      Saran
Pemanfaatan metode yang tepat, efektif dan lebih inovatif dalam melaksanakn proses pembelajaran akan memberikan hasil yang lebih optimal dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


Daftar Pustaka

Depdikbud. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Natawidjaja. 1993. Pengajaran Remedial. Jakarta: PD. Andreola.

Roestiyah, N.K 1991. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. Jakarta : Rineka Cipta

Rohani, A. 1995. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

-----------. 1998. Bimbingan di Sekolah. Jakarta : Bina Aksara.

Sudjana, N. (1991). Teori-teori Belajar Untuk Pengajaran. Bandung: Universitas Indonesia

Sulistyanto. Heri, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Kelas VI SD/MI. Jakarta : Pusat Perbukuan


http://www.addthis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar